Normal Mode
Responsive Mode

Harap Tunggu Proses Memuat Konten Halaman


Senin, 23 April 2012


Pendidikan Karakter Cegah Kemerosotan Moral
  • Oleh Siti Ida A Mahmudah
 0

  1
SETIAP guru pasti mendambakan peserta didik memiliki akhlak mulia dan berprestasi prima. Orang tua juga  menghendaki hal yang sama. Namun, kenyataannya banyak orang tua terkecoh dengan perilaku anaknya, yang di rumah cukup alim, ternyata di luar sangat mengagetkan.
Sering terjadi orang tua dipanggil ke sekolah, karena putranya kena kasus.
Orang tua sangat kaget ketika diberi tahu anaknya terlibat obat terlarang, pemerasan (ngompas), pencurian, maupun  tindakan kurang terpuji lainnya. Guru perlu introspeksi, apakah dalam menyampaikan pembelajaran telah ‘’meniupkan ruh-ruh’’ yang terkandung dalam pendidikan karakter ataukah sekadar ‘’menggugurkan kewajiban’’ (yang penting mengajar)?
Penyebab merosotnya akhlak peserta didik, karena lemahnya pendidikan agama. Dengan pendalaman agama yang baik, mereka merasa gerak-geriknya dilihat Tuhan. Selain itu, kurangnya pengawasan orang tua, adanya kesempatan, dan kurangnya nasihat guru. Perhatian guru dan wali kelas sangat penting. Tugas guru tidak sekadar mentrasfer ilmu kepada peserta didik, tetapi lebih dalam dari itu adalah mendidik.
Landasan
Pendidikan karakter akan mencegah kemerosotan moral peserta didik. Dalam pedoman pelaksanaan pendidikan karakter dinyatakan bahwa pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
Kenyataannya, peserta didik kadang melakukan hal-hal yang jauh dari sifat tersebut. Untuk mencegah atau meminimalisasi tindakan kurang terpuji peserta didik bisa dilakukan dengan mengimplementasikan nilai-nilai dalam pendidikan karakter. Memasukkan nilai-nilai kehidupan dalam pembelajaran, nilai-nilai positif atau nilai karakter bangsa, dan membiasakan 3S (senyum, sapa, dan salam).  Lalu memberikan dongeng kisah teladan, membiasakan mencatat perilaku baik dan buruk, murah memberikan pujian, dan memberikan ‘’kultum’’ secara rutin.
Melakukan trik-trik untuk mewujudkan peserta didik yang berkepribadian mulia, harus dilandasi jiwa ikhlas. Keikhlasan yang semata-mata mengharap ridha Allah akan memperingan langkah dalam beraktivitas. Apalagi bila disadari, setiap ajaran mulia yang nantinya diaplikan siswa dalam kehidupan sehari-hari adalah amal jariyah, amal yang pahalanya akan terus mengalir. (37)

— Siti Ida Asrotul Mahmudah MPd, guru SMPN 3 Ungaran

Perihal: Diterbitkan oleh: pada pukul 09.05 WIB

Baca Pula Artikel Terkait Dalam Kategori: .

Klik tombol "Like" bila Anda suka dengan artikel ini. Silakan poskan komentar agar saya dapat berkunjung balik ke blog Anda. Jika Anda ingin membaca artikel lain dari blog ini, maka silakan klik di sini untuk membuka daftar isi. Harap menyertakan http://interthinkingwords.blogspot.com/2012/04/pendidikan-karakter-cegah-kemerosotan.html dan atau mencantumkan tautan untuk artikel ini bila Anda menyalin sebagian dan atau keseluruhan isinya. Terimakasih.

Posting Komentar